Senin, 08 Agustus 2011

Rindu Rasul - Kapok Pasang Poster


Jadwal pengajian pagi, alias mentor memenuhi mata kuliah Agama Islam semester satu. Hari ini rasanya malas betul untuk tetap terjaga setelah semalaman begadang mengerjakan laporan praktikum Kimia Dasar. Inginnya kembali menarik selimut dan melanjutkan mimpi. Alih alih tidur pulas saya harus bergegas mempersiapkan acara mentor karena kali ini mendapat giliran menjadi tuan rumah.

Mentoring dimulai dengan membaca Basmalah, tilawah Qur’an bergantian, dan diisi dengan penyampaian materi tentang Ma’rifaturrasul. Saya sempet degdegan pas mendapat jatah membaca Al Qur’an. Maklum, sekedar membaca bisa, tapi tajwidnya ampuun, banyak salah. Keringat dingin mengucur saat mendapat giliran tilawah. Tiba-tiba saja suara jadi menghilang, sindrom mentoring.

Setelah tilawah, mulailah mba Tri mengisi materi. Saya terkantuk-kantuk mendengar suaranya yang halus, merdu. Hm, ingin tidur lagi rasanya. Dasar murid mentor bandel. Entah sudah tertidur sepersekian menit, tiba-tiba saya dikagetkan dengan pertanyaan mba Tri.

“ Lis, itu poster siapa?”Tanya mba Tri, sambil menunjuk ke arah poster besar tepat di depan pintu kamar saya. Poster berukuran 1m x 1,5 m, gambar Axl Roses, vokalis dari grup music Gun’s and Roses.

“Hm, itu poster punya saya mba,” Jawab saya gelagapan, sambil berusaha melotot. Mendadak rasa kantuk saya hilang.
“Idolanya Lis, ya?” Tanya mba Tri lagi tetap dengan nada yang datar dan senyum di bibirnya.

“Ya, gitu deh mba, seneng aja sama lagu-lagunya. Sama orangnya juga abis cakep sih, keren banget, macho.” Jawab saya polos, duh kok ya pede banget jawabnya kaya gitu. Keceplosan euy.

“Oh, jadi idolanya si Axl Rose itu ya? Apa Lis juga tau dia agamanya apa, bagaimana akhlaknya, apa dia memang benar-benar patut menjadi idola? Mau tau engga sosok yang pantas dijadikan idola.” Pertanyaan Mba Tri banyak bener. Membuat saya semakin bingung.

Jadi penasaran. Sebetulnya siapa sosok yang pantas dijadikan Idola, bahkan oleh jilbaber sekelas mba Tri. Fikiran saya mulai menebak-nebak siapa sosok itu.

“Mba, sebenarnya siapa sosok yang pantas kita idolakan?” Tanya saya dengan penasaran.

“Beliau sosok yang sangat mulia, akhlaknya seperti Al Qur’an berjalan. Jika ingin tau banyak mengenal sosok beliau, baca deh buku ini. Setelah kajian ini selesai, Lis boleh pinjam.” Mba Tri menunjukan buku yang sedari tadi dijadikan panduan untuk mengisi mentoring. Buku tebal berjudul Sirah Nabawiyah.

Mulai saat itu saya belajar mengenal sosok Rasulullah lewat berbagai cara. Dimulai membaca sirah nabawiyah, rajin mengikuti kajian keislaman, sampai dengan mengoleksi berbagai buku tentang kehidupan Rasulullah dan para Shahabat. Sampai pada satu saat. Saya membaca tentang Rasulullah saat berdakwah ke Thaif.

Saat berdakwah, tak seorangpun dari pemuka kota Thaif menerima beliau, bahkan Rasulullah diusir dengan sangat kejam. Ketika Rasulullah akan keluar dari kota tersebut, orang-orang memaki, mengusir, dan melempari dengan batu sehingga kedua sandal beliau berlumur darah. Zait bin Haritsah melindungi beliau dengan memasang badan, sampai kepalanya terluka oleh lemparan batu.

Menerima perlakuan ini Rasulullahpun berdoa “Wahai Tuhanku, kepada Engkaulah aku adukan kelemahan tenagaku dan kekurangan daya upayaku pada pandangan manusia. Wahai Tuhan Yang Maha Rahim, Engkaulah Tuhannya orang-orang yang lemah dan Engkaulah tuhanku. Kepada siapa Engkau menyerahkan diriku? Kepada musuh yang akan menerkam aku atau kepada keluarga yang Engkau tidak marah kepadaku. Sedangkan afiat-Mu lebih luas bagiku. Aku berlindung dengan cahaya muka-Mu yang mulia yang menyinari langit dan menerangi segala yang gelap dan atas-Nyalah teratur segala urusan dunia dan akhirat. Dari Engkau menimpakan atas diriku kemarahan-Mu atau dari Engkau turun atasku azab-Mu. Kepada Engkaulah aku adukan halku sehingga Engkau ridha. Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan Engkau”

Mendengar doa yang dipanjatkan Rasulullah, Allah mengutus malaikat Jibril a.s. untuk menemuinya. Setibanya dihadapan Nabi, Jibril a.s. memberi salam seraya berkata, “Allah mengetahui apa yang telah terjadi padamu dan orang-orang ini. Allah telah memerintahkan malaikat di gunung-gunung untuk menaati perintahmu.” Sambil berkata demikian Jibril memperlihatkan para malaikat itu kepada Rasulullah saw.
Kata malaikat itu, “Wahai Rasulullah,apa yang engkau kehendaki? Jika engkau mau, aku akan balik dua gunung Akhsyabain dan menimpakan kepada mereka, yaitu gunung yang mengitari Mekkah?”

Rasulullah menjawab, “Tidak, aku hanya berharap Allah Azza wa Jalla menciptakan keturunan mereka orang-orang yang hanya menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.”

Subhanallah, begitu besar rasa kasih sayang Rasulullah terhadap kaum yang jelas-jelas menolaknya. Beliau tidak marah, justru mendoakan agar keturunan mereka nantinya mendapat hidayah dari Allah. Membacanya, menjadikan diri ini semakin merindu kepada sosok Rasulullah. Malu mengaku diri sebagai umatnya tapi tak mengenalnya dengan baik.

http://zhaaid.multiply.com/journal/item/111/Lomba_Menulis_Rindu_Rasul?replies_read=71



Minggu, 06 Maret 2011

Wiskul ke Bandung

Rencana Rihlah dari bulan Desember lalu yang sempat tertunda akhirnya jadi juga. Ditemani gerimis pagi, yang membuat sebagian orang enggan beraktifitas justru saya dan Rif’an harus siap-siap berangkat.

Tunggu punya tunggu, sudah jam delapam kurang, masih satu mobil yang datang. Satu lagi OTW, sedih dengar beberapa teman tidak bisa ikutan rihlah kali ini. Ada yang sakit dan harus bedrest total, ada yang baru melahirkan putranya, ada juga karena anaknya sakit. semua yang batal ikut 5 orang. Wedeh.. sedikit dong yang rihlah kali ini. Alhamdulillahnya, saya dan dua keluarga lainnya bawa anak-anak, jadi tidak terlalu sepi.

Rute pun ditetapkan oleh kepala suku Rihlah kali ini, tujuan pertama adalah Mie Baso Akung, lanjut ke Primarasa, Setelah itu ke Masjid Salman untuk sholat Dzuhur, cari oleh-oleh ke Kartika Sari, cari oleh-oleh lagi ke Amanda, Silaturahim ke DT sekalian sholat asar, makan sore dan pulang…
Bener-bener niat Wiskul deh…

Siip…lah kalau begitu, Bandung… we’re coming…
Baru Km 50 an, sudah mulai merayap, weleh..weleh… si Komo mau ke Bandung juga nih? 

Teman segera cari info ada apa kok baru km sekian sudah padat begini, ternyata ada kecelakaan di Km 71. Efeknya sampai ke km 50. Parrah bener. Yowis… dinikmati saja, macet-macet. Takjub melihat kakak-kakaknya, Rifan hanya bisa memandang mereka, tanpa ada sepatah katapun keluar dari mulut mungilnya. Setiap di tawari makanan selalu dijawab dengan anggukan kepala. Pagi ini, sarapan menu ‘special’ sekotak coklat, beberapa butir permen jelly, dan sebungkus kerupuk Palembang. Itupun tidak mau berhenti makan permen, kalau saja tidak dialihkan ke hal yang lain. Pffffh… bakalan ga mau makan nih… 

Mendekati pasteur, Riffan seperti tidak bersemangat, bahkan nemplok dipelukan saya. Tidak seperti biasanya yang ceria, lompat-lompatan, berkicau sepanjang jalan. Walah… ternyata ngantuk berat dia. Jenuh tidak bisa pecicilan, bikin dia ngantuk. Ya sudah…tidur yang nyenyak ya nak. Sementara kakak2nya masih saja berteriak, menangis, bercanda, Rif’an tetap cool… pulesss.

Keluar tol Toha, kami langsung ambil kiri. Tiba di persimpangan lampu merah kami lurus (menyebrang) saat lampu hijau. Ternyata mobil harus berbelok kiri dulu, tidak boleh langsung lurus. Di depan sana sudah banyak pak Polisi. Sambutan unik nih…“selamat datang di Kota Bandung, dan anda kami tilang” hehehe…, jujur saja sebagai orang yang jarang ke Bandung agak bĂȘte juga, lihat rambu yang minim, dan polisi yang ‘galak’, pagi-pagi perut lapar sudah harus ditilang. Melayang 50 ribu deh (setelah diskon 50%).

Tujuan pertama adalah Mie Baso Akung yang terkenal itu. Menurut ceritanya mie basonya wuenak tenan…., porsinya super JUMBO. Kita cukup memesan ½ porsi pasti sudah kuenyang. Karena kemarin pas wiskul ga sempet potret2 ya..browsing deh… cari dokumentasi mie baso akung. (tq pak blognya)

Ini dia tempatnya si Mie Baso Akung itu. Bagunan rumah yang dimodif sedemikian rupa, ada kolam ikan kecil juga didalamnya. Bikin anak-anak kecil betah berdiri dipinggir kolam. Sambil nunggu pesanan datang.

Ini porsi setengah loh…, penasyaran porsi satu nya sebanyak apa.
Mie Yamin Baso Ceker, mie yamin ini diracik khusus sehingga bumbunya benar-benar merata ke seluruh mie sebelum sampai ke meja kita. Bisa memesan Yamin Manis, Sedang atau Asin, sesuai selera. Dan bagi yang tidak mempunyai usus yang panjang atau lambung yang cukup besar, saya sarankan untuk memesan 1/2 porsi saja, sudah sangat cukup koq. Karena jika kita satu porsi mie ini membutuhkan ruangan yang cukup besar di perut kita. Sebagai pendamping, tersedia pilihan variasi BPTSC (Baso - Pangsit - Tahu - Siomay - Ceker) yang disajikan dalam kuah dengan aroma yang "mengundang". Harganya bervariasi, yang paling mahal Rp. 19.500 (satu porsi mie + BPTSC), sedangkan untuk yang saya pesan sesuai gambar di atas harus ditebus senilai Rp. 12.500 (1.2 porsi mie + BC/Baso Ceker)

Pangsit Tahu Siomay, buat yang tidak terlalu gemar mie bisa "nambul" pendampingnya saja, mulai dari yang paling lengkap BPTSC. Kulit pangsitnya sangat lembut ditambah dengan isinya yang mantap patut anda coba, ditambah dengan tahu putih yang diisi dengan adonan baso dan siomay yang nendang, benar-benar bisa menghangatkan udara kota Bandung. Apalagi ditambah dengan sentuhan sambal & kecap... Hmmm... Harga: Rp 14.500,-


Es Teler Durian, sebenernya favorit dessert dari tempat makan ini adalah Es Durian, gambar di atas ini es teler durian. Isi er teller ini; kelapa muda, agar-agar, kolang-kaling dan tentu saja buah durian merupakan campuran dari minuman segar ini. Duriannya sendiri berbentuk gelondongan utuh. Tapi kalau anda datang di atas jam 2 siang, jangan terlalu berharap dapat menikmati es durian ini, biasanya sudah habis. Harga: Rp. 11.000,

Psst… saya ga pesen kok, karena tidak doyan duren. Ini biar bikin mupeng yang doyan duren aja. Xixixi..
Sesuai dengan dugaan awal, porsinya yang JUMBO ternyata tidak sanggup saya habiskan. Rifan juga tidak mau makan. Hanya makan segigitan baso saja. Selebihnya dilepeh (mungkin kebanyakan makan coklat)