Kamis, 10 Juni 2010

Seni Mendidik Anak

20 November 2007 jam 11.21 malem boo…


Tadi ane habis baca buku yang judulnya “seni mendidik anak”,

Aku merasa yang tertulis di buku itu adalah kejadian sehari-hari dirumah. Anak yang seharusnya mendapatkan prioritas kita sebagai orang tua, tapi hanya mendapatkan sisa-sisa waktu kita. Bahkan tidak jarang dalam satu pekan, kita bertemu dengan anak kita hanya beberapa jam saja. Astaghfirullah…. Ampuni hamba ya Rabb….., yang belum bisa menjaga amanah – Mu dengan sebaik-baiknya.


Iffa memang masih kecil, bahkan masih sangat kecil untuk mengerti mengapa orang tuanya harus meninggalkan dirinya setiap hari dalam waktu yang cukup lama, tetapi yang pasti, seorang anak akan sangat membutuhkan belaian kasih sayang kedua orangtuanya, ORANGTUAnya. Bukan neneknya, eyangnya, ataupun siapalah namanya. Baik buruknya anak tergantung bagaimana orangtua mendidiknya.


Ibu selalu memandikanku, ibu selalu memakaikan bajuku, ibu selalu menyuapiku, ibu selalu mengantar aku ke sekolah, ibu……. Selalu….., dan selalu ada untuk ku. Sepertinya belum bisa dirasakan iffa (buah hatiku sayang). Karena aku selalu kehabisan energi dan waktu untuk selalu bersama mu nak…., selama ini aku selalu mementingkan pekerjaan, tugas dakwah, dibandingkan dirimu, maafkan ibu ya… nak. Maafkan ibu yang belum bisa menjadi ibu dambaan setiap anak dimuka bumi ini. Dalam 24 jam tiap harinya, dirimu hanya ditemai nenek dan eyang, yang jelas-jelas bukan tanggung jawab mereka untuk menjagamu.


Setiap hari, saat akan berangkat ke kantor. Berat… rasanya, ingin rasanya diam dirumah bermain bersama dengan mu. Jarak rumah ke kantor memang cukup jauh, belum lagi kalau macet, atau ada pekerjaan tambahan, yang menyebabkan jadwal pulang ku bertambah malam juga. Akhirnya kudapati iffa ku sayang sudah tertidur pulas, tanpa bisa bermain dulu dengan ku. Sedih… memang, tapi itulah yang sering ku alami. Terkadang saat dikantor, rasa rinduku pada iffa membuatku tak kuasa menahan diri untuk cepat – cepat pulang ke rumah, atau menelpon untuk sekedar tau apa yang sedang iffa lakukan, bagaimana makannya, minum susunya, tidurnya, bahkan sampai Pub-nya(maaf), karena anakku terkadang sudah BAB, kalau kuarang minum atau tidak mau makan buah.


Perkembangan anak merupakan hal yang dinanti nanti setiap orang tua, inginnya menjadi orang pertama yang tau iffa bisa bicara, merangkak, berjalan, dan setiap bertambah kepintarannya, bertambah pula kebahagiaan kedua orang tuanya. Akan kah itu menjadi pengalaman yang berkesan untukku?.... apa masih mungkin? Padahal begitu sempitnya waktu ku bersama iffa. Dalam sehari kurang dari 4 jam waktuku untuk iffa. Ibu yang baikkah itu?.......


Ya Allah…., Ya Rabb,

Tolonglah aku, agar dapat menjaga amanah-Mu dengan sebaik-baiknya,

Agar dapat menjadi tauladan yang baik untuk anakku,

Agar dapat mendidiknya menjadi anak yang sholeha…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar